Langsung ke konten utama

Ukuran Kelamin Dinilai Terlalu Besar, Menantu Dipolisikan Mertua

Polsek Maron belum lama ini menemukan kasus yang terbilang unik. Sebuah kasus atas kematian seseorang yang semula diduga tidak wajar. Penyebabnya diketahui gara-gara ukuran alat kelamin. Kasus ini akhirnya tak sampai ke meja hijau, setelah upaya Polsek Maron melakukan upaya mediasi.

DAMAI: Sito dan Basar didampingi petugas polsek Maron beberapa waktu lalu. (Polsek Maron for Jawa Pos Radar Bromo)


Adalah Sito, 55, warga Dusun Brukkan, Desa Maron Kidul, Kecamatan Maron, Kabupaten Probolinggo, yang melaporkan kasus ini. Sito melaporkan Basar, yang tak lain menantunya sendiri. Pelaporan tersebut, atas tuduhan pembunuhan terhadap anaknya yaitu Jumatri.

Aipda Dadang, Kanit Reskrim Polsek Maron mengatakan, laporan pembunuhan itu dilayangkan beberapa waktu lalu. Yang menjadi terlapor yaitu menantunya, yang diduga karena memiliki alat kelamin yang besar.

“Jadi, meninggalnya anak pelapor (Jumatri) itu sempat diduga karena akibat suaminya yang memiliki alat kelamin tidak wajar. Sehingga kemudian mengakibatkan adanya korban meninggal,” ujarnya saat dikonfirmasi.

Menurutnya, Sito yang menjadi pelapor, mengetahui bahwa kematian Jumatri lantaran Basar memiliki alat kelamin yang besar. Kabar itu dia dapatkan dari seseorang, yang enggan disebutkan namanya oleh Sito.

Alhasil, Sito lalu melaporkan ke polisi. “Jadi, tidak tahu sendiri. Tetapi dapat dari orang luar,” ujar Sito.

Mendapat laporan seperti itu, Polsek Maron tentu saja harus melayani. Termasuk melakukan penyelidikan. Agar kasus ini dapat diselesaikan dan tidak menjadi berkepanjangan, Rabu (20/3) lalu, polsek mengumpulakn semua pihak. Baik kedua belah pihak dan juga turut menghadirkan kepala desa dan perangkat Maron Kidul.

Pelapor dan terlapor, dikumpulakn di rumah pelapor. “Tujuannya untuk mengklarifikasi kebenaran bahwa alat kelamin menantunya besar,” ungkap Dadang.

DIMEDIASI: Jalan keluar kekeluargaan ini merupakan langkah polsek Maron yang mengupayakan agar kasus tak sampai ke meja hijau. (Polsek Maron for Jawa Pos Radar Bromo)


Setelah semuanya berkumpul, Basar kemudian menunjukan alat kelaminnya ke mertuanya dan kakak iparnya Nedi. Saat dilihat, Sito memastikan bahwa kabar yang beredar di masyarakat, dinilainya tidak benar.

Karenanya, kemudian Sito mencabut laporannya dan meminta maaf. Pencabutan laporan itu juga diperkuat dengan pembuatan surat pernyataan. Ini agar tidak ada tuntutan lagi di kemudian hari.

Atas hal itu pula, Polsek Maron juga memberikan pemahaman kepada pihak yang terlibat. Salah satunya agar tak langsung mempercayai adanya sesuatu kabar. “Masyarakat jangan mudah termakan hoaks. Sebelum bertindak harus didasari kepada kebenaran. Sehingga tidak ada saling curiga,” ungkapnya.

Sementara itu, Sito yang terlanjur melaporkan menantunya itu, akhirnya memohon maaf. Pihaknya mengaku bersalah dan termakan isu kelamin menantunya, yang disebut-sebut memiliki ukuran tak wajar sehingga menyebabkan anaknya mati.

“Saya minta maaf sebesarnya. Beribu maaf dari saya. Saya anggap perkara ini tidak ada, aman,” katanya.

Pengakuan permintaan maafnya itu sempat direkam dalam video. Dalam video itu, ia menyesali perbuatannya itu. Karenanya, ia mencabut laporan yang telah dilayangkannya itu. Sehingga, tidak dilanjutkan keranah hukum. Itu, setelah ia melihat langsung alat kelamin menantunya yang ternyata normal itu.

“Banyak orang bilang kelamin menantu saya besar. Ternyata saya lihat sendiri kecil. Jadi saya cabut perkara itu. Saya tak akan percaya omongan orang yang semestinya tidak langsung saya telan,” tandasnya. (radarbromo.jawapos.com/sid/fun)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Puncak Santigi, Pemandangan Alam Tiada Duanya

Puncak Santigi di Parigi Moutong Provinsi Sulawesi Tengah dapat menjadi alternatif pilihan destinasi wisata anda ketika berkunjung ke wilayah ini. Untuk bisa mencapai Puncak Santigi ini kamu perlu sedikit usaha, karena tanjakannya dikenal tinggi, jadi kamu harus lebih berhati-hati. Namun begitu mencapai puncaknya, kamu bakal disuguhi pemandangan alam yang tiada duanya, yaitu pemandangan hijau pepohonan, lautan yang biru, dan juga pegunungan. Dijamin, rasa capek kamu saat mendaki gunung ini akan hilang seketika.

Kue Tete, Manis Dengan Paduan Rasa Pandan yang Nikmat

Walaupun namanya berkonasi negatif namun rasa kue ini enak. Namanya kue Tetek. Tidak ada unsur porno atau jorok, sebutan ini ternyata ada alasannya. Punya nama asli kue ape atau serabi Jakarta, kue dengan bentuk bulat dengan bagian tengah yang 'munjung' ke atas ini biasa disebut dengan kue tete. Apakah tete yang dimaksutkan adalah payudara? Sebutan ini dimaksudkan karena bentuknya yang memang agak mirip dengan payudara. Kue ape ini terbuat dari campuran tepung terigu, gula dan santan dan dipadu dengan topping keju hingga meisjes. Rasanya manis dengan paduan rasa pandan yang nikmat. Penjual kue ape ini biasanya ada di pinggir-pinggir jalan ibu kota atau di jajakan dengan gerobak di depan sekolah dengan harga per satuannya Rp 1.000 hingga Rp 2.000.

Djarot Beberkan Rencana Ahok Jadi YouTuber

Politikus PDIP Djarot Saiful Hidayat mengatakan, setelah selesai menjalani hukuman penjara, Ahok akan menjadi YouTuber. Djarot mengatakan penghasilan Ahok sebagai YouTuber akan disumbangkan untuk yayasan BTP Foundation. "Dia akan jadi vlogger, jadi YouTuber. Kalau sudah banyak yang subscirbe itu akan dapat duit juga. Itu akan masuk BTP Foundation," ujar Djarot saat berbincang dengan detikcom, Kamis (24/1/2019). Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok diketahui mulai nge-vlog setelah bebas dari penjara. Mantan gubernur DKI yang kini ingin dipanggil BTP itu langsung membuat vlog bersama anak sulungnya, Nicholas Sean, di suatu tempat yang dirahasiakan. Vlog yang sudah selesai syuting itu nantinya akan ditayangkan di chanel YouTube Ahok yang diberi nama Panggil Saya BTP. YouTuber kini memang menjadi profesi yang menjanjikan. Sederet YouTuber Indonesia yang sukses mencicipi penghasilan hingga miliaran rupiah berkat profesi tersebut. Ria Ricis misalnya yang kini memiliki leb